ilovebatikalways!

Sabtu, 18 Februari 2012

Putih Abu-Abu

“Gue sayang sama lo, gue suka sama lo, mau ga lo jadi pacar gue?” kalimat itu masih terdengar sangat asing ditelinga Fina. Dicky, teman pertama yang ia dapat saat duduk dikelas X-1. Setengah tahun berlalu, Fina sudah menganggap dicly sebagai sahabatnya, yang selalu ada saat Fina membutuhkan tempat untuk menceritakan suatu hal dan juga sebaliknya. Tapi hari itu, tepat tanggal 01 Januari 2011, saat mereka merayakan tahun baru bersama. Dicky mengatakan kalimat yang ga pernah terbayangkan oleh Fina. Yap! Dicky menyatakan cintanya pada Fina.
“Jawab gue fin, please” Dicky membuyarkan lamunan Fina.
“Tapi Dic, kita udah sahabatan lama, gue gamau suatu saat nanti kita bakal musuhan karna suatu hal.” Fina mulai bicara.
“Tapi Fin, gue udah gabisa nyimpen perasaan ini lebih lama lagi. Gue mau kita lebih dari sekedar sahabat” Dicky memohon.
“Maaf Dic, kita lebih baik sahabatan aja. Apalagi kita sekelas,gue gamau kita jadi bahan ledekan anak-anak sekelas.” Fina menjelaskan
Dicky menghembuskan nafas pelan, namun Fina tau Dicky sangat kecewa saat itu, “oke, kita sahabatan, jangan pernha tinggalin gue ya Fin.” Dicky mengiyakan permintaan Fina.
“Ga akan Dic, janjiiii!” Fina mengulurkan jari kelingkingnya dan menyatukannya pada jari kelingking Dicky
“Thanks ya Fin” Dicky masih dengan nada agak kecewa
“you’re welcome Dic, you are myBestBestBestFriend, you are handsome Dic, belive me! Banyak cewe cantik diluar sana yang mau jadi pacar lo, gue kan selalu setia jadi selingkuhan lo hahaha” Fina menghibur Dicky.
“you are more than Beautiful Fin”
“sahabat Dic! Senyum dong ganteng”
“Bisa aja deh lo Fin, mau pulang jam berapa?” Dicky mulai meredam perasaan kecewanya
“Terserah tukang ojeknya dong hehe piss atulaaa Dic, ampuun” Fina meledek Dicky
“mana ada Fin tukang ojek seganteng ini haha” Dicky membela
“iya deh ga ada haha pulang sekarang juga gppa ko Dic, udah pagi juga kan”
“ini jam 12 baru lewat beberapa menit aja Fin, pagi dari mana?”
“Indonesia tuh aneh Dic, kalo di luar negri jam 12 lewat 1 detik aja tuh udah pagi. Di indonesia? Jam segitu dibilang masih malem, aneh kaaan?” Fina menjelaskan
“iya deh baweeeel, cepet naik, ayo kita pulang” Dicky mengakhiri percakapan malam  ---eh maksudnya pagi--- itu.
***
“hallo, Dicky? Gue mau curhaaaaat!!! Kerumah gue sekarang dong Dic” Fina sangat histeris
“ada apaan sih Fin? Liat jam dong kalo nelfon orang” Dicky yang berada disebrang sana merasa tidurnya terganggu.
“oke gue tau ini masih pagi banget, tapi please gue gabisa cerita lewat telfon Dic” Fina semakin histeris
“iya iya gue mandi dulu” Dicky masih dengan nada mengantuk
“oke, jangan lama-lama Dic, pleaseeee!” Fina memohon
“iya baweeeel!”
“oke, daaah” Fina mengakhiri percakapan melalui telfon itu. Dan ia masih terlihat sangta histeris
***
“gue harus gimana dong Dic” Fina menangis
“ini sih urusan orang dewasa Fin, emang sebelum-sebelumnya nyokap-bokap lo ada masalah?” Dicky bingung banget harus kasih saran apa saat itu.
“gue gatau, gue liat mereka baik-baik aja tapi sekarang kenapa jadi kaya gini? Gue gamau mereka pisah Dic! Gamauuuu!” Fina semakin mengeluarkan air matanya.
“mending lo omongin dulu baik-baik sama nyokap-bokap lo atau perlu sama kaka-kaka lo juga. Biar semuanya jelas juga kaaan?”
“Gue akan coba Dic, tapi kalo...” belum selsai Fina bicara, Dicky langsung memeotong pembicaraan Fina, “jangan negatif thinking dulu Fin”
“hmm... oke, gue tenang, thanks Dic, Maaf gue udah ngerepotin lo” Fina memeluk Dicky
“itu gunanya sahabat Fin” Dicky menyambut pelukan Fina. Sangat nyaman.
***
“sorry Dic gue ingkar janji, kalo aja nyokap-bokap gue ga pisah, gue ga akan ninggalin lo” Fina menangis
“bukan salah lo ko Fin. Gue berharap lo ga kan lupain gue Fin, gue juga berharap lo baik-baik aja disana” Dicky sangat kecewa dengan kepergian Fina.
“ga akan Dic, gue akan selalu kirim e-mail, gue harap lo selalu sempetin waktu buat bales e-mail gue Dic. Oh ya Facebook dan twitter lo jangan di Deact ya Dic. Gue bakal kangen banget-banget-banget-banget-banget sama looooo!” Fina semakin menangis
“oke gue janji, ngeluangin waktu buat bales e-mail lo dan ga akan deact facebook sama twitter gue.” Dicky mengiyakan
“jaga nyokap gue ya Dic” Fina sedikit berbisik
“pasti Fin!”
“thankyou very much Dicky handsome” Fina memeluk Dicky. Dan mungkin itu adalah pelukan terakhir sebelum pesawat membawa Fina ke suatu tempat yang sangat jauh.
“you’re welcome Fina beautiful” Dicky meyambut hangat pelukan Fina. Dan terasa amat sangat nyaman.
“Fina ayo kita berangakt” Papah Fina
“iya pah sebentar. Ini kalung sepasang, 1 buat lo, gue harap lo jaga kalung itu. gue pergi dulu Dic, jangan lupain gue. jaga diri lo baik-baik yaa, Byee” Fina pergi meninggalkan Dicky
“Jaga diri lo baik-baik Fin, Byee. I will always love you dear” Dicky sedikit berteriak.
Fina membalikkan badannya dan berteriak, “i will always love you too dear”
Dicky tersenyum dan terlihat melambaikan tangan pada Fina, begitupun sebaliknya. Namun terlihat titik-titik air mata yang berjatuhan dari 2 pasang bola mata tersebut. SAHABAT adalah SEGALANYA. Ketika semua teman menjauh, hanya sahabat yang akan selalu ada. Saat semua teman menertawaimu, hanya sahabat yang akan tertawa bersamamu. Teman hanya ada ketika kita bahagia, dan meninggalkan ketika kita bersedih. Tapi sahabat akan selalu ada disetiap senang, sedih, haru, dan lain-lain. Peluklah Sahabatmu{}♥♥♥♥♥